Desto, Pioneer Janis Batch 1 (Janisian Profile) |
Awalnya, semua berasal dari interaksi, ketika
seorang individu berbicara tentang sebuah harapan. Mengajak para sahabat untuk
mendengarkan dan merasakan. Sebuah narasi yang membuat orang lain terjebak
untuk berkonsentrasi, acuh untuk mendengar hingar bingar, dan menanggapi setiap
arti di dalam hati. Menyodorkan konsep kehidupan yang dekat dengan kebahagiaan,
belajar memberi dan berbagi dalam menemukan inovasi untuk negeri. – Destoprani
Brajannoto (Anak Jalanan, 23thn)
Biasanya awal sebuah cerita dibuat menarik
sedemikian rupa biar yang ngebaca bisa termotivasi untuk mengikuti kelanjutan
ceritanya, tapi konsep itu ga berlaku di tulisan gw ini. Biar orang yang serius
dan bener-bener niat buat baca tulisan ini yang ngerti tentang apa yang gw
tulis. Sebenernya, cerita ini ga ada awalnya, kalopun ada, ya itu dulu, pas gw
lahir.
Jadi gini, beberapa waktu sebelum tulisan ini
ada, gw mengalami kejadian yang wajar dialamin manusia pada umumnya. Gw ngobrol
dengan beberapa teman-teman yang punya jenis pengalaman dan kelamin yang sama (sambil
ngopi). Lalu, sebuah mahluk hidup berjenis manusia yg biasa dipanggil Riskur
(Rizki Kurniawan Wijaya) menawarkan sebuah konsep untuk ngebuat organisasi
sosial.
Awalnya gw ga tertarik, karena takut ntar
anggotanya cowok semua, tapi ketika dia bilang tentang konsep dasar nih
organisasi, gw jadi tertarik dan sadar. Dia bilang kalo konsep dasarnya itu
berinovasi untuk orang lain yang membutuhkan. Lalu, gw berfikir kalo ini wadah
yang tepat untuk gw bertindak dan berbicara tentang apa yg selama ini pengen gw
“share” ke orang lain. Nama yg dipilih untuk organisasi sosial ini adalah JANIS
(Jalan Inovasi Sosial) yg dimaksudkan agar orang-orang mengerti tentang
berkegiatan sosial yang dapat dilakukan sambil
travelling/jalan-jalan/tersesat/nge-gembel.
Selanjutnya, hari demi hari berlalu tanpa
makan dan minum di siang hari (lagi bulan puasa soale), terkumpul lah para
relawan yang rela berkumpul. Memulai sebuah organisasi emang ga mudah, butuh
keberanian dan keberuntungan buat nemuin orang yang sepaham dan senasib dalam
berfikir. Setelah perkenalan singkat antar orang-orang yg belum kenal satu sama
lain (sebenernya ada yg udah kenal, malah udah…), sebanyak 13 orang yang rela
buang-buang waktu akhirnya berangkat ke Pulau Sebesi ( Kepulaan Krakatau,
Lampung Selatan ) untuk melakukan kegiatan pertama yaitu observasi target
lokasi.
Selama perjalanan kami juga memberi andil
dalam meramaikan jalanan pasca Hari Raya Idul Fitri di hari kelima. Menempuh
perjalanan selama +2 jam (tergantung mood dan nasib) menggunakan
kendaraan bermotor dari Bandar Lampung. Kami juga menggunakan alat
transporatasi laut (red: Kapal) yang digunakan untuk menghubungkan antara
Dermaga Canti (Kalianda, Lampung Selatan, Pulau Sumatera) dan Dermaga 2 Pulau
Sebesi yang juga memerlukan waktu +2 jam (yang ini bener-bener
tergantung nasib) untuk lama perjalanannya, serta jadwal perjalanan yang hanya
dilakukan sekali di tiap hari nya.
Aktivitas yang dilakukan saat di pulau berupa
observasi dan diskusi yang dilakukan bersama-sama, setelah melewati pengamatan
yang dirasa cukup, lahirlah inovasi-inovasi yang memiliki kemungkinan dapat
diterapakan di target lokasi. Inovasi yang terkumpul kemudian dikonsentrasikan
ke dalam 4 bagian yang bisa dijadikan acuan teknis dalam pengaplikasiannya,
yaitu: Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, dan Lingkungan. Pengalaman yang
dirasakan saat melakukan kegiatan bersama para relawan lainnya sangat memberi
arti bagi kehidupan sosial gw pribadi, diantaranya gw dapet “keluarga” yang
sangat memberikan hal baru yang bisa gw jadiin pelajaran, dikarenakan berasal
dari latar belakang professional yang berbeda. Intinya, arti kehidupan yang
sesungguhnya itu berasal dari kesadaran kita dalam bersyukur bahwa sebenarnya
dalam menjalani hidup semua yang kita lakukan ini memiliki arti, dibalik baik
atau buruk nya itu di mata orang lain.
Contohnya, ketika kita biasa berfikir bahwa
“menerima” hadiah adalah hal yang bisa membahagiakan, harusnya kita juga paham
bahwa ketika “memberi” dapat menjadikan alasan seseorang untuk merasakan
kebahagiaan. At the end, gw memiliki harapan besar untuk segala kegiatan JANIS
kedepannya nanti. Berharap akan banyak lagi para individu yang mau bergabung
untuk menjadi “keluarga besar” yang bisa berperan dalam perubahan bangsa menuju
ke arah yang lebih baik, dengan saling berbagi inovasi dan memberi arti dalam
kehidupan kepada semua mahluk ciptaan Tuhan. JANIS, build nation with the
innovation ~