Untuk projek perdananya, Janis
memilih Desa Kunjir yang ada di kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan sebagai target utama. Alasannya adalah karena Desa tersebut
mempunyai potensi besar dalam sektor pariwisata. Terletak di pesisir barat
Lampung Selatan, Desa Kunjir belum banyak dikenal masyarakat Lampung. Karena
jaraknya yang cukup jauh, dan potensi alam yang ada di sana belum terekspos sepenuhnya. Sebagai langkah awal, Janis akan memberikan inovasi terhadap desa tersebut
berupa sebuah icon wisata
yang dibangun dengan konsep ecobrick.
Ecobrick merupakan proses pembuatan bangunan
dengan memanfaatkan botol bekas yang disusun dalam sebuah rangka yang lebih
dulu sudah dibuat. Setelah membuat desain dan
melakukan perhitungan, akhirnya diketahui bahwa untuk membangun icon wisata
tersebut dibutuhkan botol plastik bekas kurang lebih sebanyak 1700 buah. Untuk itu
dilaksanakanlah kegiatan donasi botol bekas selama 10 hari yang di mulai sejak
1 – 13 November 2015. Setelah botol-botol tersebut terkumpul sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan, para Janisian pun memutuskan untuk melakukan
pembangunan ecobrick tersebut pada tanggal 14 & 15 November 2015.
Pada hari Sabtu (14/11) sekitar 30 orang Janisian yang
akan berpartisipasi pada kegiatan di Desa Kunjir, Lam-Sel berkumpul di beringin
UNILA yang merupakan meeting point keberangkatan. Karena situasi dan
kondisi yang tidak memungkinkan akhirnya, keberangkatan dibagi menjadi dua
tahap. Sebagian Janisian berangkat pada pukul 11.00 WIB, sedangkan sebagian
lagi berangkat pada pukul 12.30 WIB, dan menentukan meeting point kedua, yaitu Islamic
Center Lampung Selatan yang ada di kota
Kalianda. Kemudian kami pun melanjutkan
perjalanan bersama menuju Desa
Kunjir pada pukul 14.15 WIB. Kami tiba di Desa
Kunjir sekitar pukul 15.00 WIB, setelah beristirahat sejenak, seluruh Janisian langsung
memulai kegiatan pembuatan Ecobrick. Pembersihan dan pengecatan botol
dilakukan Janisian dengan
dibantu oleh beberapa pemuda desa. Sementara
pembuatan rangka diserahkan kepada pemuda desa dan beberapa Janisian yang
mengerti tentang konsep pembuatan
rangka tersebut.
Pada malam hari, kegiatan dilanjutkan dengan acara
ramah tamah bersama pemuda desa, membakar ikan serta makan bersama. Acara malam
hari tersebut cukup menyenangkan, selain bisa menikmati indahnya bintang yang
sudah jarang terlihat di kota besar, kami juga bisa makan malam dengan diiringi
suara deburan ombak serta bisa mengenal Kunjir lebih dekat lewat pemuda yang
ikut dalam acara tersebut. Setelah acara ramah tamah selesai, beberapa Janisian
dan pemuda desa melanjutkan pembuatan rangka ecobrick.
Desa kunjir berada tepat ditepi pantai. Sehingga saat
kita membuka pintu rumah, hamparan lautan biru nan indah langsung bisa kita
nikmati. Kita juga bisa menikmati lautan berwarna keemasan saat matahari
terbit. Sayang, saat kami berada disana, cuaca tidak mendukung. Walaupun kami
tidak bisa menikmati suasana sunrise, tapi hujan tetaplah berkah.
Setelah hujan reda, kami bersama-sama menikmati sarapan di tepi pantai. Sebagian dari kami turun ke laut, untuk
sekedar berenang. Setelah itu, kegiatan pembuatan ecobrick dilanjutkan dengan
memasangkan botol berwarna senada dengan sebuah kawat kecil, kemudian disusun
di dalam rangka yang telah
dibuat. Setelah diberi finishing, ecobrick dibawa ke tepi pantai, dan kemudian dipasang sebagai icon Desa
Kunjir.
Selajutnya, Acara Peresmian Desa Kunjir dilaksanakan. Prosesi peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh perwakilan dari
Dinas Pariwisata Lampung Selatan yang disaksikan oleh perangkat desa serta
warga setempat. Dalam acara tersebut juga diresmikan website desa wisata kunjir
(www.desawisatakunjir.com) yang berisi
berbagai informasi mengenai potensi wisata yang ada di desa tersebut.
Dengan berdirinya ecobrick tourism sign di Desa
Kunjir kami berharap masyarakat di sana bisa menyadari
bahwa botol bekas yang tadinya dianggap tidak berguna dan menjadi sampah yang mengotori keindahan pantai Kunjir ternyata
bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang menarik dan bahkan
bisa menjadi icon wisata bagi desa mereka. Kami berharap bahwa kerja keras, keringat, serta air
mata yang kami curahkan selama membangun icon wisata tersebut tidak sia-sia. Meskipun
karya tersebut terbilang sederhana semoga itu bisa menjadi langkah awal bagi
kami untuk terus memberikan inovasi-inovasi lainnya bagi desa wisata Kunjir
serta desa-desa potensial lainnya yang ada di provinsi Lampung yang kami cintai
ini.
Janis, Berinovasi, Menginspirasi!